Categories

Minggu, 11 Maret 2012

PENELITIAN DI PONDOK PESANTREN AL-ITTIHAD JUNGPASIR WEDUNG DEMAK

 
 
A.    KONDISI UMUM PONDOK PESANTREN AL-ITTIHAD JUNGPASIR
1.      Sejarah Berdirinya
Pada mulanya kurang lebih tahun 1965 didirikan sebuah langgar atau Musholla, selain sebagai tempat beribadah, juga sebagai tempat pengajian baik orang tua maupun remaja dan anak-anak.
Keadaan yang demikian ini berlangsung terus. Hingga pada tahun 1965 di tempat tersebut kedatangan 3 santri (pemuda) dari banten, Banyuwangi dan dari Bangsri mengatakan ingin ”nyantri ” (menjadi santri) di tempat tersebut, tatapi saat itu belum ada pondok pesantren karena kyainya juga masih mencari ilmu (atau mondok) di Lasem Rembang, sementara itu ketiga santri belajar kepada beberapa ustadz di daerah tersebut.
Pada tahun 1970 oleh KH. Fauzi Noor didirikan pondok pesantren dengan tiga kamar dan jumlah santri bertambah menjadi 18 orang, inipun kyainya masih mondok dan belum ada penambahan  lokasi dan baru tahun 1972 kyai menetap, hal ini diikuti oleh teman-teman KH. Fauzi Noor saat mondok di Lasem terlebih pada waktu beliau mengajarkan kitab Shahih Bukhari. Di antara sekian banyak teman (santri) yang ikut boyongan bersama beliau adalah:
1.      Syauqi dari Jember Jawa Timur
2.      Fauzi dari Purbalingga Jawa Tengah
3.      Shohib dari Jember Jawa Timur
4.      Umar dari Jember Jawa Timur
5.      Jalal dari Jember Jawa Timur
6.      Imamuddin dari Banten Jawa Barat
7.      Khoromain dari Ciamis Jawa Barat
8.      Kafrawi dari Ciasem Jawa Barat
9.      Muhari dari Ciasem Jawa Barat
10.  Khasib dari Pandegelang Jawa Barat
11.  Marhani dari Pandegelang Jawa Barat
12.  Aminuddin dari Pekalongan Jawa Tengah
13.  Basir dari Jungpasir Wedung Demak Jawa Tengah
14.  Misdar dari Jungpasir Wedung Demak Jawa Tengah
15.  K. Tarmudzi dari Jung Pasir Wedung Demak Jawa Tengah
16.  K. Shalihin dari Jungpasir Wedung Demak Jawa Tengah
17.  K. Khaliq dari Jungpasir Wedung Demak Jawa Tengah
18.  Khalidan dari Jungpasir Wedung Demak Jawa Tengah
19.  Dan lain sebagainya .Sehingga santri pada waktu itu mencapai sekitar 30 santri.[1]
Pada tahun 1977 santri bertambah menjadi 40 orang sehingga oleh pendirinya pondok dipugar dijadikan dua lantai dengan jumlah kamar ada 4 dan juga di tahun 1979 ditambah lagi pembangunan kantor pondok pesantren yang berada ditepi jalan raya. Untuk memenuhi kebutuhan dan ketenangan dalam belajar, pada tahun 1982 diusahakan adanya penerangan listrik walau hanya memakai diesel, di mana selain untuk keperluan penerangan pondok sendiri juga untuk masyarakat di sekitar pondok pesantren. Keadaan ini berlangsung sampai tahun 1996 setelah ada penerangan listrik PLN.
Dengan adanya perkembangan jumlah santri dan untuk memenuhi kebutuhan akan sarana prasarana pendidikan pada tahun 1992 dibangun gedung dengan bangunan 1 aula dan 5 kamar. Dan kemudian pada tahun 1995 gedung tersebut dilanjutkan pembangunannya menjadi dua lantai dengan tiga gedung madrasah dan satu kamar, dan sejak saat itu untuk yang pertama kalinya pondok pesantren al-Ittihad menerima santri putri.
Dan kemudian pada tahun 1999, pondok pesantren Al-Ittihad dirundung duka, karena pendiri dan pengasuh pondok pesantren Al-Ittihad K.H. Fauzi Noor meniggal dunia, tepatnya pada tanggal 19 Januari 1999 bertepatan dengan tanggal 1 Syawal 1419 H. Oleh karena itu kepemimpinan pondok pesantren diteruskan oleh putranya Agus Mansur, S.T. dan dibantu menantunya K. Abdul Rohim. dan karena Agus Mansur, S.T. melanjutkan kuliah ke Australia dan untuk keperluan pengajaran pondok pesantren Al-Ittihad, beberapa kyai dan tokoh masyarakat yang sewaktu dulu menjadi santri dan teman dari K.H Fauzi Noor menyatakan kesediaanya ikut serta membesarkan pondok pesantren Al-Ittihad, di antaranya adalah K.Turmudzi, K. Sholikhin, K. Khaliq, KH. Abdullah Khadziq dan lain sebagainya.
Pada perkembangan berikutnya pondok pesantren Al-Ittihad pada tahun 2000 membangun sebuah gedung lagi berlantai dua, yang terdiri lantai pertama terdiri atas aula dan tempat wudhu, serta kamar mandi lantai dan terdiri atas 3 kamar untuk keperluan asrama putra.
Adapun tujuan berdirinya pondok pesantren Al-Ittihad Jungpasir Wedung Demak adalah antara lain :
1.      Untuk dijadikan sebagai tempat dan pusat menyebarkan dan mensiarkan Agama Islam (Islamic Center).
2.      Sebagai tempat pemberdayaan umat Islam yakni untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat muslim.
3.      Untuk dijadikan sebagai pusat pengkajian Agama Islam. Terlebih pengkajian kitab-kitab klasik Islam yang merupakan sumber rujukan keilmuan Agama Islam.
4.      Sebagai benteng pertahanan moral dari pengaruh negatif perkembangan zaman.[2]
2.      Letak Geografis
Pondok pesantren Al-Ittihad merupakan pondok pesantren yang cukup besar di daerah Kabupaten Demak, yang menempati tanah kira-kira 7000 M2. Pondok pesantren ini terletak tepatnya di desa Jungpasir Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Desa ini bersebelahan dengan tiga desa, yaitu :
-          Sebelah utara berbatasan dengan Desa Mutih wetan
-          Sebelah barat berbatasan dengan Desa Mutih wetan
-          Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jungsemi
-          Sebelah timur berbatasan dengan Desa Ujung Pandan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara.
Lokasi pondok pesantren Al-Ittihad ini memberikan suasana lingkungan yang kondusif untuk belajar ilmu-ilmu agama, karena letaknya berada di pedesaan yang jauh dari kebisingan kota, lingkungan pabrik dan perusahaan. Selain itu cukup stategis dan ideal sebagai sarana belajar mengajar, karena juga didukung fasilitas pendidikan formal (sekolah). Di sekitar pondok pesantren Al-Ittihad terdapat Sekolah Dasar Negeri Jung Pasir, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Al-Ittihad, MTs. Bandar Alim, dan Madrasah Aliyah (MA) Raden Fatah.
Pondok pesantren Al-Ittihad adalah pesantren yang bukan terdiri dari satu komplek yang terpisah dari lingkungan masyarakat, akan tetapi menyatu dengan rumah-rumah masyarakat di sekitarnya. Untuk lebih jelasnya lihat gambar denah di bawah ini :

3.      Keadaan Pengajar dan Santri
a.       Pengajar
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengurus pondok pesantren Al-Ittihad bahwa jumlah ustadz atau tenaga pengajar sebanyak 25 orang, sedangkan latar belakang pendidikannya cukup bervariasi, ada yang berpendidikan tinggi, ada yang sekolah menengah dan ada pula yang hanya lulusan pesantren saja. Para ustadz (guru), sebagaian ada yang bertempat tinggal di asrama pesantren, karena selain sebagai ustadz, juga masih “nyantri” di pesantren tersebut, sedangkan sebagian lagi tinggal di luar pondok pesantren karena sudah berkeluarga dan sebagian juga telah menjadi tokoh masyarakat di sekitarnya.
Untuk lebih jelasnya, lihat dewan untadz / guru di bawah ini.
DAFTAR DEWAN GURU
PONDOK PESANTREN AL-ITTIHAD JUNG PASIR
WEDUNG DEMAK
No
NAMA
ALAMAT
1
Agus Mansur, S.T
Jungpasir – Wedung Demak
2
K. Turmudzi
Jungpasir – Wedung Demak
3
K. Kholiq
Jungpasir – Wedung Demak
4
K.H. Ab. Khadziq
Jungpasir – Wedung Demak
5
K. Sholihin
Ujung pandan, Welahan Jepara
6
K. Alwan
Ujung Pandan, Welahan Jepara 
7
K. Abdul Rokhim
Jungpasir – Wedung Demak
8
K. Masykuri
Jungpasir – Wedung Demak
9
K. Abdul Jalal
Ujung Pandan, Welahan Jepara 
10
Ust. Sa’dun
Jungpasir – Wedung Demak
11
Ust. M.Tahrir
Purwodadi Grobogan
12
Ust. M. Halim
Jungpasir – Wedung Demak
13
Ust. Maftuhan
Jungpasir – Wedung Demak
14
Ust. Khalidin
Jungpasir – Wedung Demak
15
Ust. A. Silmun
Ujung Pandan, Welahan Jepara 
16
Ust. M. Fuad
Mayong Jepara
17
Ust. Ali Azhar
Babalan Wedung Demak
18
Ust. Ah. Zakki
Kedung Karang, Wedung Demak
19
Ust. Umar
Gajoyo, Wedung Demak
20
Ust. Nur Khamid
Jungsemi – Wedung Demak
21
Ust. Lutfi Yahya
Harjowinangun-Dempet, Demak
22
Ust. Nur Rofiq
Jung pasir – Wedung Demak
23
Ust. Khoirul Umam
Cikampek Jakarta
24
Ust. A.Khumaidi
Bangsri Jepara
25
Ust. Tahrir Al-Khafid
Jungpasir – Wedung Demak
Daftar dewan guru di atas, adalah tidak termasuk dewan guru yang mengajar di pondok putri dan Taman Pendidikan Al-Qur'an. Untuk dewan guru Taman Pendidikan Al-Qur'an adalah terdiri : Ustadzah Elok Khafidhah al-Khafidhah, Siti Halimah, Munfaizah, Muti’ah, Nur Inayah, Amiroh, Dhamroh, Fachriyah, Saidah, Siti Shofiati, Mahmudah, Ustadz. Mahrus, Yasin dan Muhaimin.[5]
b.      Santri
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengurus pondok pesantren Al-Ittihad, jumlah keseluruhan santri pada periode 2001/2002 tercatat 579 santri, terdiri dari :
1.      Santri Taman Pendidikan sebanyak 266 santri
2.      Santri Madrasah diniyah Wustho / Ulya sebanyak 233 santri
3.      Santri Asrama Pondok Putra sebanyak 60 santri
4.      Santri Asrama Pondok Putri sebanayk 20 santri.[6]
Dari jumlah santri di atas, yang termasuk santri mukim (santri yang menetap di pondok selama menuntuk ilmu) adalah 80 santri, sedangkan yang lainnya merupakan santri yang merupakan santri lajo, yakni santri yang berasal dari sekitar lingkungan pesantren dan desa-desa yang dekat dengan pesantren.
Bila ditinjau dari asal santri, santri pondok pesantren Al-Ittihad sebagian besar berasal dari kota-kota di Jawa Tengah, yakni Demak, Jepara, Purwodadi, Brebes, Kudus, Purbalingga dan lain sebagainya juga ada yang berasal dari Jawa barat, Jakarta dan Banten. Kemudian ditinjau dari pendidikan santri, rata-rata pelajar mulai dari siswa Sekolah Dasar, siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama / MTs, Siswa Sekolah Menengah Umum / MA, dan ada pula yang memang tidak sekolah, karena untuk berkonsentrassi dengan pendidikan di pondok pesantren Al-Ittihad.
4.      Struktur dan Organisasi
Setiap pesantren memiliki struktur organisasi sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan kebutuhan masing-masing pesantren. Meskipun demikian, ada kesamaan-kesamaan yang menjadi ciri-ciri umum struktur pesantren, dan tampak adanya kecenderungan perubahan yang sama di dalam menatap masa depannya.
Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan, maka pondok pesantren Al-Ittihad memiliki struktur organisasi untuk pembagian tugas dan wewenang dari kelancaran kegiatan pondok pesantren yang telah diprogramkan, dan juga untuk menyiapkan rencana-rencana secara matang sehingga hasil yang dihasilkan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi pondok pesantren Al-Ittihad adalah sebagai berikut :


5.      Sarana dan Prasarana
Pondok pesantren Al-Ittihad sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki 5 gedung utama, yaitu gedung kantor pondok pesantren, gedung asrama putra, gedung aula dan gedung madrasah serta asrama pondok putri.
Gedung kantor terdiri atas ruang kantor dan dua kamar asrama putra, gedung koperasi, kantor USP (Unit Simpan Pinjam) dan di samping dan belakangnya dilengkapi dengan dapur umum. (lihat gambar denah dengan kode B).
Gedung asrama putra terdiri atas lantai dua yang terbagi atas lantai satu berupa aula yang berfungsi sebagai tempat pendidikan dan tempat musyawarah para santri dan lantai dua terdiri atas ruangan depan yang berfungsi sebagai tempat untuk sholat jamaah santri, tempat mengaji, tempat belajar dan kegiatan santri yang lain dan ada 3 kamar asrama santri putra.
Gedung aula yang bersebelahan dengan gedung asrama putra terdiri atas dua lantai, yang terbagi lantai satu berupa aula yang berfungsi untuk tempat pusat kegiatan santri, pusat peribadatan santri dan juga digunakan sebagai tempat majlis ta’lim masyarakat sekitarnya pada waktu-waktu tertentu, dan lantai dua berupa ruangan depan yang berfungsi sama sebagaimana ruangan depan yang ada di gedung asrama putra serta ada 3 kamar untuk asrama putra. Gedung ini juga dilengkapi dengan tempat berwudhu dan kamar mandi dan juga tempat untuk menjemur pakaian. Sedangkan gedung sebelahnya (lihat gambar denah dengan kode E) adalah digunakan untuk ruang pendidikan karena hanya terdiri atas bangunan lepas dan juga seringkali digunakan untuk pengajian oleh masyarakat sekitarnya.
Untuk gedung asrama putri terdiri atas bangunan dua lantai, lantai satu ada 5 kamar putri dan satu aula yang digunakan untuk pusat kegiatan pondok putri serta tempat pendidikan TPQ, lantai dua terdiri atas 3 ruang pendidikan dan satu kamar untuk kantor Taman Pendidikan Al-Qur'an. Gedung ini juga dilengkapi dengan kamar mandi, WC dan dapur umum. 
6.      Sistem Pendidikan dan Pengajaran
Sebagaimana pondok pesantren pada umumnya yang biasanya memiliki bentuk penyelenggaraan jenjang pendidikan, demikian juga pondok Al-Ittihad juga menyelenggarakan beberapa jenjang pendidikan, yaitu :
a.       Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA)
Untuk pendidikan dan pengajaran di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA), digunakan metode qiro’ati yang terbagi atas 6 jilid buku, dengan menerapkan metode balagoh dan individual, di mana santri dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil antara 10-15 anak dan ditashih satu pesantren (individual).
Materi yang diajarkan terdiri atas baca tulis al-Qur'an, hafalan bacaan sholat, hafalan surat-surat, hafalan do’a sehari-hari, ilmu tajwid dan ghorib, serta untuk yang kelas tinggi diajarkan materi tauhid aqidah al-awam.
b.      Pendidikan al-Wustho dan al-Ulya
Pendidikan al-Wustho dan al-Ulya merupakan pendidikan lanjutan dan madrasah diniyah ibtidaiyyah, yaitu madrasah dasar yang dengan masa belajar 6 tahun. Untuk madrasah al-Wustho dan al-Ulya ini dengan masa belajar 4 tahun.
Dengan demikian, pondok pesantren Al-Ittihad dalam pendidikan dan pengajaran yang utama adalah dengan menggunakan sistem madrasah, dengan menggunakan sistem kelas dan berjenjang yaitu kelas 1,2,3 dan 4. Kurikulum dalam pengajarannya adalah dengan menggunakan patokan dan referensi kitab kuning, tidak mengikutsertakan pelajaran umum dalam kurikulumnya.
Dalam pendidikannya, selain pembelajaran di ruang kelas, pondok pesantren ini juga menerapkan pembelajaran lain sebagai pendukung pembelajaran di kelas, yang dikenal dengan istilah takror, mukhafadhoh, dan les.
Takror adalah semacam diskusi tentang materi pelajaran yang diajarkan di kelas yang wajib diikuti oleh setiap santri di kelompokkan sesuai dengan kelasnya, untuk waktu pelaksanaan adalah setiap hari setelah shalat isya, dan biasanya setiap kelas di pandu oleh santri senior yang sudah lulus kelas 4 atau biasanya disebut santri mutakharijin.
Mukhafadhah adalah sistem penghafalan materi pelajaran sekolah yang khusus materi yang berupa nadhoman seperti Milhatu al-I’rab dan Alfiyah, dilaksanakan secara bersama-sama dengan sistem bergilir perbait secara berputar, dan ini juga disesuaikan dengan kelompok kelasnya, mukhafadhoh ini dilakukan seminggu sekali. Adapun les adalah pemberian pelajaran tambahan terhadap materi (kitab-kitab) tertentu oleh guru pengampu dan biasanya dilaksanakan setelah habis sholat shubuh.
Di samping itu pula, untuk kenaikan kelas tidak hanya didasarkan pada nilai rapat, akan tetapi juga didasarkan pada hafalan nadhoman pelajaran nahwu dengan jumlah yang ditentukan seperti contoh untuk kelas kelas satu, hafal kitab nadhoman Milhatu al-I’rab sejumlah 250 bait, kelas dua kitab Alfiyah minimal 250 bait dan untuk kelas tiga harus hafal Alfiyah minimal 500 bait dan untuk kelas empat harus hafal al-fiah 800 bait.
Selain sistem madrasah klasikal yang diterapkan di pesantren al-Ittihad dalam sistem pendidikan dan pengajarannya, juga digunakan sistem pengajaran kitab klasikal dengan metode sorogan dan wetonan, hal ini biasanya adalah untuk santri senior atau santri mutakharijin (santri yang sudah lulus al-Wushtho dan al-Ulya). Adapun waktunya menurut pengamatan penulis di antaranya malam hari setelah sholat maghrib dan setelah sholat isya dan ada pula yang pagi hari sekitar jam 09 00 WIB dan siang setelah sholat dhuhur. Untuk kitabnya bervariasi dan kitab-kitab berbagai cabang ilmu Agama Islam.  
c.       Pengajian dan Majlis Ta’lim
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap minggu, di pesantren Al-Ittihad kegiatan ini dikelompokkan ke dalam dua kategori.Yang pertama adalah khusus untuk santri yang dilaksanakan setiap malam selasa, sebagai selingan kegiatan nariyahan, biasanya sebelum membaca sholawat nariyah secara bersama-sama, pengasuh pondok pesantren memberikan pengajaran kepada para santri. Yang kedua adalah di peruntukkan untuk orang-orang tua, yaitu kaum ibu yang kegiatan ini dilaksanakan  3 kali dalam seminggu, yakni malam senin, senin siang dan malam jum’at. Kegiatan ini merupakan sarana untuk sosialisasi pondok pesantren kepada masyarakat sekitarnya.
Selain pendidikan secara langsung sebagaimana disebutkan di atas, pondok pesantren juga menyelenggarakan musyawarah wustho yang pelaksanaannya melibatkan para alumni, dalam musyawarah itu dibahas tentang permasalahan-permasalahan keagamaan atau semacam bahsu al-masail diniyah, dan  santri pondok yang mengikuti kegiatan ini adalah santri-santri yang sudah senior atau sudah mutakharijin, yang pelaksanaanya dilaksanakan setiap sebulan sekali yaitu setiap hari Ahad dan malam Senin pada minggu pertama setiap bulan.
B.     DATA TENTANG MATERI PENDIDIKAN AKHLAK DI PESANTREN AL-ITTIHAD JUNG PASIR WEDUNG DEMAK.
Dalam proses belajar di suatu lembaga pendidikan tidak akan dapat dipisahkan dengan adanya kurikulum atau materi-materi yang diajarkan, karena kurikulum merupakan acuan dan pedoman yang dipakai sebagai perantara oleh pengajar dalam pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kurikulum di pesantren pada umumnya, belum ada ketentuan dan aturan baku, sehingga masih dapat dikatakan sangat sederhana. Demikian juga pondok pesantren Al-Ittihad walaupun sudah menggunakan sistem madrasah dalam pendidikan dan pengajarannya. Namun masih hanya sebatas kitab-kitab kuning yang dijadikan sebagai acuan dalam proses belajar mengajar.
Materi yang diajarkan di pesantren Al-Ittihad berkisah pada ilmu-ilmu keagamaan yakni : Tauhid, Tafsir, Hadits Fiqih, Ushul Fiqih, Bahasa Arab (Nahwu, Sharaf, Balaghoh dan Tajwid), dan akhlak.
Dan dari hasil observasi yang dilakukan penulis, ada beberapa kitab yang dijadikan kurikulum pondok pesantren yang secara langsung maupun tidak langsung berisi tentang materi-materi akhlak, dalam hal ini akan difokuskan pada kitab yang digunakan pada madrasah al-Wustha dan al-Ulya, dan juga ditambah dengan kitab-kitab lain yang dipelajari di pondok pesantren Al-Ittihad.
Kitab yang banyak mengandung materi tentang akhlak yang diajarkan di pondok pesantren Al-Ittihad adalah kitab Ta’lim al-Mutta’allim karangan Imam al-Zarnuji yang berisi tentang etika-etika dalam mencari ilmu. Di antaranya adalah materi tentang :
a.       Tentang kedudukannya ilmu dan orang yang berilmu serta keutamaan-keutamaannya.
b.      Keikhlasan karena Allah dalam mencari ilmu
c.       Etika penghormatan terhadap ilmu dan ahli ilmu (guru) yang merupakan syarat untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat.
1.      Penghormatan terhadap guru harus direalisasikan dalam bentuk-bentuk prilaku antara lain :
-          Tidak berjalan di depannya.
-          Tidak duduk di tempat duduknya
-          Tidak mengawali pembicaraan kecuali atas ijinnya
-          Tidak banyak bicara sekiranya dapat membuat guru menjadi bosan
-          Tidak menggesa-gesa untuk beralih ke pembahasan lain.
-          Mencari ridhonya dan menjauhi kemarahannya
-          Menjalankan segala perintahnya kecuali maksiat kepada Allah
-          Menghormati keluarganya
-          Membantu keperluan-keperluannya.
2.      Penghormatan terhadap ilmu yang direalisasikan dalam bentuk penghormatan terhadap kitab yang dipelajari, antara lain dengan :
-          Tidak memegangnya kecuali dalam keadaan suci
-          Menempatkan pada tempat yang lebih tinggi
-          Menulis didalamnya dengan bagus dan jelas
-          Tidak menulis padanya dengan tinta merah
-          Dan lain-lain.
d.      Kesungguhan dan mempunyai cita-cita yang tinggi dengan cara :
-          Mempelajari suatu pelajaran sampai betul-betul dikuasai.
-          Tidak bermalas-malasan
-          Tidak banyak tidur dan memanfaatkan waktu malam untuk belajar
-          Tidak banyak makan sampai kekenyangan
-          Berusaha dengan sabar.
-          Dan lain-lain.
e.       Rasa syukur kepada Allah, menghilangkan sifat kikir, sombong, tamak.
f.       Tawakkal dengan senantiasa menumbuhkan pada dirinya untuk berbuat baik dan menjaga dari perbuatan buruk (hawa nafsu).
g.      Sifat kasih sayang dan saling menasehati
h.      Sifat wira’i menjaga diri dari yang diharamkan.
i.        Hal-hal yang dapat menyebabkan memudahkan hafalan
-          Bersungguh-sungguh dan telaten
-          Tidak banyak sarapan
-          Sholat malam
-          Memperbanyak membaca al-Qur'an
-          Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat
j.        Hal-hal yang dapat mendatangkan (memudahkan) dalam mencari rizki.
-          Banyak sedekah
-          Bangun pagi
-          Kebersihan
-          Berbicara baik
-          Sholat khusyu’
-          Sholat dhuha
-          Memperbanyak membaca al-Qur'an terutama surat al-Waqi’ah, al-Mulk, al-Muzzamil, al-Lail, al-Insyiroh dll.
-          Memperbanyak dzikir kepada Allah.
k.      Hal-hal yang dapat menyulitkan dalam mencari rizki.
-          Berbuat dosa
-          Berbohong
-          Tidur di waktu shubuh.
-          Banyak tidur
-          Tidur dengan telanjang
-          Dan lain-lain
Selain kitab Ta’lim al-Muta’allim, juga diajarkan beberapa kitab. Antara lain adalah:
1.      Tafsir al-Qur'an al-Jalalain yang tentunya tidak diragukan lagi tentang kandungan materi-materi akhlak yang ada padanya, namun sifatnya masih global dan tercecer dengan materi-materi lain.
2.      Hadits Arbain Matan al-Hadits, yang disusun oleh KH. Fauzi Noor yang berisi Hadits tentang :
a.       Keikhlasan niat
b.      Keutamaan belajar dan mengajarkan al-Qur'an
c.       Iman terkait dengan menolong tetangga
d.      Tentang mengucapkan salam
e.       Persatuan
f.       Iman terkait dengan berbuat baik
g.      Zuhud
h.      Menghormati ulama dan lain-lain
3.      Hadits Riyadh al-Shalihin karangan Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarf an-Nawawi yang juga banyak berisi tentang hadits yang mengandung materi akhlak, misalnya hadits tentang:
a.       Hukum-hukum fiqih, termasuk muamalah.
b.      Sifat-sifat terpuji seperti sabar, jujur, muroqobah, istiqomah, saling tolong-menolong, ikhlas, dan lain-lain.
c.       Keutamaan-keutamaan perilaku-perilaku baik
d.      Adab dan tatakrama
e.       Pakaian
f.       Salam
g.      Dzikir
h.      Larangan-larangan bagi muslim
i.        Dan lain-lain
4.      Selain materi wajib yang diajarkan di Madrasah Wustho, santri juga banyak yang mempelajari kitab-kitab yang mengandung unsur materi akhlak seperti, Washaya, Ayyuh al-Walad, Irsyadu al-Ibad, Nashaih al-Ibad, risalah al-Muawanah sampai kitab Tanwir al-Qulub dan lain sebagainya.
Di samping kitab yang secara langsung mengandung materi akhlak juga diajarkan kitab-kitab yang mengandung materi-materi lain seperti aqidatul awam (Tauhid), Fathul Qorib, Tahrir (Fiqh) Bulugh al-Maram, (Hadits), Khalashah (Sejarah) yang semua itu sebenarnya memiliki tujuan dan orientasi pada pembentukan pribadi shaleh lahir dan bathin.
C.    DATA TENTANG TRADISI (KEBIASAAN) PONDOK AL-ITTIHAD JUNG PASIR WEDUNG DEMAK
Yang dimaksud tradisi di sini adalah seperangkat perilaku yang sudah menjadi kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan dan senantiasa dilakukan, diamalkan, dipelihara dan dilestarikan di Pondok Pesantren Al-Ittihad Jungpasir Wedung Demak.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di pondok Al-Ittihad terdapat beberapa kebiasaan yang dilakukan oleh santri selain mengaji dan sekolah antara lain :
1.      Dalam bentuk ibadah
-          Sholat jamaah
-          Sholat malam (tahajjud), sholat dhuha
-          Membaca al-Qur'an
-          Bentuk-bentuk Riyadhoh, seperti puasa Dalaail al-Khairot, puasa dalail al-Qur'an, puasa sunah, puasa ijazah dan lain-lain.
2.      Kebiasaan sehari-hari
-          Memasak secara berkelompok
-          Mencuci perkakas dan pakaian sendiri
-          Senantiasa memakai sarung, dan peci.
3.      Hubungan dengan orang lain
-          Bersalaman dan mencium tangan kyai sebagai penghormatan.
-          Panggilan ”mbah” dan ”kang” untuk santri senior
-          Panggilan sesama teman dengan sebutan ”kang”
-          Dan lain-lain
4.      Tradisi mingguan, bulanan, tahunan
-          Membaca sholawat nariyah yang dipandu oleh pengasuh setiap malam selasa.
-          Membaca sholawat al-Barjanji malam jum’at.
-          Membaca surat al-Waqiah (santri putri).
-          Ziarah ke makam setiap hari kamis sore.
-          Istighotsah setiap jumat awal bulan.
-          Khaul setiap tahun.
5.      Dan masih banyak kebiasaan-kebiasaan lain yang dilakukan oleh santri, akan tetapi bersifat individual, orang-orang tertentu yang melakukannya.[8]
Selain bentuk tradisi dan kebiasaan tersebut di atas, di pesantren juga diterapkan tata tertib dan peraturan yang mengikat kepada semua santri, untuk lebih jelasnya lihat peraturan dan tata tertib sebagaimana berikut :

TATA TERTIB SANTRI
PONDOK PESANTREN AL-ITTIHAD
JUNG PASIR WEDUNG DEMAK [9]
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN SANTRI
PASAL  I
1.      Bagi santri baru diwajibkan sowan (menghadap) kepada pengasuh pondok pesantren
2.      Bagi santri baru mendaftarkan diri kepada pengurus pondok pesantren
3.      Bagi santri wajib mengikuti pengajian yang ada di pondok pesantren
4.      Setiap santri wajib menjaga kesopanan, nama baik santri. Pondok dan ustadz
5.      Setiap santri wajib mengikuti takror dan mukhafadhoh sesuai dengan tingkatan kelasnya
6.      Setiap santri wajib mengikuti bacaan sholawat Nariyah setiap hari selasa dan bacaan sholawat al-Barjanji dilanjutkan mukhadharoh setiap malam jum’at
7.      Setiap santri wajib mengikuti ziarah ke makam setiap hari kamis
8.      Setiap santri diwajibkan menjaga kebersihan lingkungan piketnya dan menjalankan tugas sesuai dengan piketnya masing-masing
9.      Setiap santri diwajibkan bangun shubuh dan sholat berjamaah
10.  Setiap santri yang bepergian/pulang diwajibkan ijin kepada pengasuh atau pengurus pondok pesantren
11.  Tamu yang menginap harus lapor kepada pengurus

LARANGAN – LARANGAN  SANTRI
PASAL II
1.      Dilarang mencuri dan mengambil hak milik orang lain.
2.      Dilarang memakai hak milik orang lain tanpa ijin (menggosob)
3.      Dilarang indekost kecuali pada bulan puasa
4.      Dilarang bergaul dengan wanita lain yang bukan muhrim
5.      Dilarang keluar dari lingkungan pondok pesantren setelah jam 11 malam
6.      Dilarang keluar dari lingkungan pondok pesantren tanpa berkopyah dan berpeci
7.      Dilarang merugikan hak milik pondok dan kelurga Kyai
8.      Dilarang membunyikan radio
9.      Dilarang menonton TV di malam hari
10.  Dilarang menonton orkes dan sejenisnya
SANGSI – SANGSI  / TA’ZIRAT
PASAL III
1.      Bagi santri yang melanggar pasal I ayat 3 dan 4 wajib menghadap pengurus pondok pesantren.
2.      Bagi santri yang melanggar pasal I ayat 5, 6 dan 7 dikenai sangsi membersihkan alat dapur.
3.      Bagi santri yang melanggar pasal I ayat 8, 9, 10 dikenai sangsi membaca yasin di muka umum
4.      Bagi santri yang melanggar pasal II ayat 1 dan 2, dikenai sangsi membaca ikror taubat di muka umum.
5.      Bagi santri yang melanggar pasal II ayat 4 dan 10 akan dikenai sangsi gundul.
6.      Sangsi-sangsi yang belum tertulis, sesuai dengan kebijakan pengasuh dan pengurus.
Selain pasal-pasal tentang pelanggaran dan sangsi juga diterapkan peraturan bagi yang melanggar larangan-larangan akan dikenai denda, sebagaimana berikut :
No
BENTUK PELANGGARAN
DENDA
1
Nonton TV malam hari
Bersih-bersih + Rp 1000,-
2
Surat-suratan
Bersih-bersih + Rp 2000,-
3
Tidak mengikuti al-Barjanji
Bersih-bersih + Rp 1000,-
4
Tidak mengikuti mukhadharoh
Bersih-bersih + Rp 1000,-
5
Tidur di kampung
Bersih-bersih + Rp 1000,-
6
Kelur Ponpes setelah jam 11 malam
Bersih-bersih + Rp 1000,-
7
Tidak pakai peci keluar pondok
Bersih-bersih + Rp 1000,-
8
Menggosob
Bersih-bersih + Rp 1000,-
9
Tidak mengikuti nariyahan
Bersih-bersih + Rp 1000,-
10
Bermain catur di Pondok Pesantren
Bersih-bersih + Rp 1000,-
11
Tidak piket
Satu kamar ke kantor, menghadap pengurus
Demikian tadi di atas, berbagai aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di pesantren Al-Ittihad Jungpasir Wedung Demak, yang harus di taati dan di patuhi oleh seluruh santri.
 
 
Termakasih,,,,,,,,,,

5 komentar:

ekstrakulikulernya ada apa aja???

Wah diposting ttg kegiatan maulid nabi dund,

Subhanallah.. Mantap..

Jangan lupa kesini...

http://d-mevers.blogspot.com/2015/03/tempat-kursus-website-seo-dan-desain.html

Subhanallah.. Mantap..

Jangan lupa kesini...

http://d-mevers.blogspot.com/2015/03/tempat-kursus-website-seo-dan-desain.html

isi blognya sudah bagus dan lengkap.
untuk saran kasih domain dan hosting sekalian kang. supaya terlihat situs profesional dan banyak pengunjungnya.
alumni pon-pes Al Ittihad.
dari semarang

Posting Komentar